Fenomena Gelombang Energi Tubuh Manusia
Secara kasat mata tubuh ini memang tidak akan
mempunyai sesuatu hal yang istimewa, akan
tetapi bila dilihat dengan mata batin (eye spiritual
sensoric), atau sebuah kamera kirlian ternyata
tubuh ini mempunyai lapisan gelombang serta
pancaran yang muncul menyelimuti tubuh. Para
pakar spiritual menyebutnya dengan istilah Aura.
Mereka menyebutkan bahwa manusia mempunyai
aura yang berbeda-beda dan menyesuaikan
dengan karakter masing-masing individu. Setiap
warna dari Aura mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda bergantung kepada kondisi jiwa
pada saat itu. Ada yang berwarna biru, merah,
putih, jingga, yang kesemuanya mengidentifikas
ikan kekuatan masing-masing.
Itu semua dapat diartikan bahwa manusia di
dalam penciptaannya memang sudah memiliki
kekuatan yang dapat di dayagunakan sebagai
benteng diri atau penyembuhan alami diri. Tinggal
bagaimana manusianya dapat atau tidak
memberdayakan kekuatan tersebut untuk tujuan
yang diinginkannya. Seperti halnya keberadaan
gerak refleks, ketika manusia dalam keadaan
terpepet/genting secara tidak sengaja
(spontanitas) dirinya akan menggunakan gerakan
itu sebagai penyelamat diri.
Sebagai contoh; Ketika Anda dikejar oleh Anjing,
maka Anda akan berlari sekecang-kencangnya
untuk menyelamatkan diri dari kejaran Anjing
padahal Anda bukan Atlit pelari cepat. Tapi
mengapa Anda dapat melakukannya ? Hal itu
disebabkan karena gerak refleks yang ada pada
diri Anda telah aktif lantaran pengaruh sugesti
pikiran untuk berlari cepat, maka tanpa sadar
sugesti itu telah membuat Anda terlepas dari
kejaran Anjing yang ingin menggigit Anda.
Ternyata dari kejadian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa energi pembangkit terbesar
yang ada pada manusia adalah pada pikiran
(UNSUR DAYA PIKIR) dan keinginannya
(sugestion) (UNSUR JIWA) sehingga akan
mengaktifkan seluruh sistem gerak refleks yang
ada pada tubuh. Atau dengan kata lain manusia
dapat menjadi “super/sakti” karena pikiran dan
jiwanya telah dilatih dan diasah (dibangkitkan)
untuk beragam keperluannya.
Tetapi tidak sedikit orang yang tidak mengetahui
hal ini, lantaran kesibukannya yang telah menyita
waktunya untuk mengasah dan melatih jiwa serta
pikirannya. Sebenarnya tidaklah sulit untuk
mengasah kemampuan tersebut, asalkan Anda
mau meluangkan waktu beberapa menit untuk
melatihnya.
Otak Manusia adalah Sumber Kekuatan
Ketahuilah bahwa otak kita setiap saat
menghasilkan impuls-impuls listrik. Aliran listrik
ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak,
dapat diukur dengan melalui dua cara yaitu
menggunakan amplitudo atau frekuensi amplitudo.
Dua cara ini lebih memfokuskan kepada besarnya
daya impuls listrik yang diukur dalam satuan
micro volt. Frekuensi merupakan kecepatan emisi
listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau
hertz Frekuensi impuls yang kesemuanya adalah
sebagai penentu dari jenis gelombang otak
manusia. Dalam segi ilmu metafisika gelombang
otak manusia terbagi dalam 4 jenis antara lain,
energi beta, energi alfa, energi theta, dan terakhir
energi delta. Jenis atau kombinasi dan jenis
gelombang otak menentukan kondisi kesadaran
pada suatu Saat.
Sebuah pandangan keliru (miss information) yang
selama ini ada pada pendapat banyak orang
bahwa otak hanyalah menghasilkan satu jenis
gelombang pada suatu saat. Mereka
beranggapapan bahwa “Pada saat kita aktif
berpikir maka diri kita berada pada gelombang
beta. Ketika rileks kita berada di alfa. Lalu apabila
sedang melamun, otak ada pada gelombang theta.
Sampai-sampai dalam kondisi tidur pun otak
berada pada gelombang delta.” Ternyata
pandangan itu adalah salah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu
saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan
empat Jenis gelombang secara bersamaan, tetapi
dengan kadar yang berbeda. Dalam kondisi
tertentu, seperti halnya dalam melakukan meditasi,
kita dapat secara sadar mengatur jenis gelombang
otak mana yang ingin kita hasilkan.
Arus Gelombang Otak
Ternyata setiap orang mempunyai “arus”
gelombang otak (brainwave) yang unik dan selalu
konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi
keempat jenis gelombang pada saat tertentu.
Gelombang otak dapat diukur dengan alat yang
dinamakan Electro Encephalograph (EEG). EEG
ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater Jerman,
Hans Berger. Sampai dengan saat ini, EEG adalah
alat yang seringkali dipergunakan oleh para
peneliti yang ingin mengetahui aktivitas pikiran
seseorang.
Komposisi gelombang otak inilah yang
menentukan tingkat kesadaran seseorang.
Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak
berarti akan selalu sama sepanjang waktu. Kita
dapat secara sadar, dengan teknik tertentu,
mengembangkan komposisi gelombang otak agar
bermanfaat bagi diri kita. Berikut ini penjelasan
dari Gelombang otak yang dihasilkan oleh
manusia setiap harinya :
a. Keberadaan Gelombang Beta
Beta merupakan gelombang otak yang
frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh
proses berpikir secara sadar. Gelombang Beta
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah
dengan kisaran frekuensi 12-15 Hz, sedang 16-20
Hz, tinggi 21-40 Hz. Setiap manusia
menggunakan gelombang beta untuk berpikir,
melakukan interaksi, serta menjalani kehidupan
sehari-hari.
Walaupun gelombang beta sering kali “tidak
muncul” disaat kita memfokuskan pikiran, maka
tetap saja gelombang beta dibutuhkan di dalam
kehidupan sehari-hari, bersamaan dengan
gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam
proses kreatif. Tanpa adanya gelombang beta,
semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran
bawah sadar akan tetap terkunci di bawah sadar,
tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari
oleh pikiran.
Energi dari gelombang beta merupakan satu
komponen yang sangat penting (vital) dari kondisi
kesadaran kita, apabila kita melakukan aktivitas
semata-mata hanya dengan jenis gelombang ini,
tanpa didukung oleh frekuensi yang lebih rendah,
maka akan menghasilkan satu kehidupan yang
dipenuhi dengan kekhawatiran, kegalauan,
ketegangan, sehingga menghasilkan proses
berpikir yang tidak fokus. Oleh sebab itu orang
yang terganggu jiwanya/depresi untuk
mengembalikan dirinya kepada keadaan normal
maka diperlukan terapi energi beta untuk
menstimulasi kembali otaknya kepada keadaan
normal. Hal inilah yang sering dipergunakan oleh
para terapist dalam menyembuhkan para
pasiennya yang mengidap penyakit depresi.
b. Keberadaan Gelombang Alfa
Gelombang energi Alfa merupakan jenis
gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat
dibandingkan beta, yaitu berkisar 8-12 Hz.
Gelombang Alfa berhubungan dengan kondisi
pikiran yang rileks dan santai. Sehingga ketika
manusia dalam kondisi alfa, maka pikiran akan
dapat melihat gambaran mental secara sangat
jelas dan dapat merasakan sensasi dengan panca
indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam
pikiran, dan itu berarti bahwa gelombang Alfa
merupakan pintu gerbang alam bawah sadar.
Apabila kita kembali kepada masa lalu yaitu tahun
1960 dan 1970 , energi alfa sangat populer dan
diklaim sebagai gelombang otak paling penting,
yang merupakan kunci untuk mencapai kesadaran
yang lebih tinggi. Penelitian dengan menggunakan
mind technology modern yang dilakukan oleh
banyak pakar terkemuka, antara lain Maxwell
Cade dan Anna Wise, membuktikan, bahwa alfa
bukanlah jenis gelombang terpenting. Manfaat
energi gelombang alfa yang utama dan paling
penting adalah Sebagai jembatan penghubung
antara pikiran sadar dan bawah sadar. Energi ini
memungkinkan manusia untuk menyadari
keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam
yang dicapainya. Tanpa energi ini, kita tidak akan
dapat mengingat mimpi atau meditasi yang
sangat dalam saat kita terbangun (menyelesaikan
meditasi). Umumnya energi ini dipergunakan
untuk membuka mata batin / Extra Sensory
Perception (ESP) seseorang untuk dapat melihat
ruang yang dipenuhi dengan hal-hal mistis, seperti
Alam Gaib.
c. Keberadaan Gelombang Theta
Energi Theta adalah gelombang otak dengan
kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh
pikiran bawah sadar (subconsciaus mind). Theta
muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM
(rapid eye movement) mengingat kejadian visual.
Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka
panjang dan juga merupakan “tempat
penimbunan” inspirasi kreatif.
Bukan itu saja, pikiran bawah sadar juga
menyimpan materi yang berasal dan kreativitas
yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk
muncul ke permukaan, dan materi psikologis yang
ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan
mengakses berbagai materi yang tersimpan di
sana, bila tidak dibantu dengan gelombang alfa
dan beta, semua materi itu tidak dapat dikenali
oleh pikiran sadar. Semua materi yang
berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif
maupun negatif, tersimpan dalam pikiran bawah
sadar. Emosi-emosi negatif yang tidak terotasi
dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah
sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang
menghambat kemajuan diri seseorang.
Bila kita berhasil masuk ke kondisi theta, kita akan
mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam.
Semua pengalaman meditatif yang selama ini
dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi,
misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan
puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam theta.
Theta adalah “puncak” di dalam “pengalaman
puncak“.
Di saat komponen gelombang lainnya berada
dalam takaran yang pas, bersama dengan theta,
kita dapat merasakan pengalaman “terindah".
Oleh sebab itu ketika kita ingin mengobati dan
menyembuhkan tubuh atau pikiran, maka
dianjurkan untuk dapat masuk ke energi theta
agar dapat mencapai hasil maksimal.
d. Keberadaan Gelombang Delta
Energi Delta adalah gelombang otak yang paling
lambat, yaitu kisaran frekuensinya 0,1-4 Hz, dan
merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar
(unconsciaus mind). Hal ini tampak pada saat
kita tertidur lelap, otak hanya menghasilkan
gelombang delta agar kita dapat istirahat dan
memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu,
saat dalam kondisi sadar, delta dapat muncul
bersama dengan gelombang lainnya. Dalam
keadaan itu, delta bertindak sebagai “Sinyal” yang
mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang
bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan
dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam.
Gelombang delta sering tampak dalam diri
seseorang yang mempunyai profesi dalam
membantu orang lain. Karena energi ini menuntut
orang tersebut untuk memahami kondisi mental,
psikologis, atau emosi orang lain. Orang yang
berprofesi sebagai “penyembuh/terapist” dan
orang yang sangat mengerti orang lain biasanya
mempunyai gelombang delta dalam kadar yang
tinggi. Delta muncul tidak hanya saat kita
memperhatikan orang lain, namun juga muncul
saat kita berusaha mengerti ide atau konsep,
objek atau seni, atau apa saja yang membutuhkan
kesadaran nirsadar yang dalam.
Energi ini juga disebut dengan orienting response
karena berfungsi mengarahkan kita dalam hal
waktu dan ruang. Delta berfungsi sebagai sistem
(Warning) peringatan dini untuk merasakan
adanya ancaman atau bahaya (tanggap akan
gerak-gerik yang ditimbulkan oleh orang lain).
Delta memungkinkan kita untuk “memproyeksikan”
informasi yang tidak dapat ditangkap oleh pikiran
sadar.
Dari sudut pandang negatif, delta juga dapat
digunakan untuk kondisi berhati-hati yang
berlebihan (hypervigilance). Sikap hati-hati yang
berlebihan, atau lebih tepat disebut dengan
kepekaan, berguna untuk anak yang mengalami
abuse untuk memastikan kondisi emosi
orangtuanya. Dari pengamatannya, anak itu akan
tahu apakah orangtuanya akan memukul atau
menghukum dirinya. Masalah akan timbul bila
anak bertumbuh dengan delta yang berlebihan dan
secara terus-menerus “membaca” kondisi emosi
di lingkungan sekitarnya dan berusaha
mengendalikan kondisi ini demi keselamatan
hidupnya.
Orang dewasa yang terlalu peka, sebagai hasil
dan mengembangkan sikap berhati-hati secara
berlebihan sejak kecil dapat secara positif
mengarahkan kepekaannya ini pada kemampuan
persepsi psikis dan penyembuhan. Hal itu dapat
dicapai karena sinyal delta yang telah
berkembang/terasah dalam dirinya. Delta juga
dihubungkan dengan konsep collective
unconsciaus.
Dari penjelasan diatas maka Gelombang beta, alfa,
theta, maupun delta adalah komponen pembentuk
kesadaran setiap manusia. Keempat gelombang
itu beroperasi dalam satu jalinan komposisi rumit
yang menentukan kondisi kesadaran kita dalam
suatu saat. Sehingga apabila keberadaannya kita
pahami dengan seksama dan mau untuk
melatihnya maka Anda akan menemukan hal-hal
yang baru mengenai pemberdayaan energi tersebut
untuk bermacam keperluan. Sehingga tidak perlu
minta pertolongan kepada Jin, atau benda-benda
pusaka lainnya untuk menjadi sakti/sehat karena
diri kita dapat juga dipergunakan untuk hal-hal
demikan.