Sekian lama sang surya memancarkan sinarnya,
tak pernah sedikitpun berteriak, aku lelah .
Apalagi rembulan, jika masuk pada tanggal
purnama. Dia hanya berkata, aku siap membagi
cahayaku dan keluar dari peraduan demi
menemani lekatnya malam.
Angin, bukan aku tak ingin diam. meskipun
secara definisi aku adalah masa udara yang
bergerak, tapi bukan berarti aku tak ingin diam
dan sedikit saja bernostalgia dengan bayangan
dan angan cinta yang melekat dengan panorama
yang menua.
Bintang, apalah aku. Aku begitu jauh dari bumi.
Mungkin manusia sudah tidak merasakan
nafasku. Aku ingin berhenti memancarkan apa
yang aku miliki. Namun, ada beban disini. Ada
beban dipundak ini jika aku sedikit saja
redup. Aku harus selalu bersinar agar setiap
insan yang melihatku mereka akan berkata yah
itulah aku, bagai bintang yang terus bersinar.
Malam, jika saja tak ada pekat malam.
Bagaimana mungkin kita terlelap dengan sedikit
bunga pengekap dahaga.
Siang, Aku hanya ingin pekat malam. Semua
terlihat lebih damai dan
menenangkan , menyejukan , dan meneduhkan .
Tapi tentu saja waktu harus bergulir .
Tapi, mereka tak pernah sedikitpun mengeluh .
Tak pernah mereka sedikitpun berkata, Aku lelah,
aku capai, aku tidak kuasa dengan rutinitas
membosankan ini, aku inginkan diriku seutuhnya,
aku tidak memikirkan lainnya. Lalu jika mereka
berkata seperti itu bagaimana kita?
Tak pernah sedikitpun mereka protes, aku tidak
inginkan ini!
Ini membosankan!
Ini menjenuhkan!
aku tidak inginkan ini!
Mereka selalu tersenyum , mereka selalu berkata
Ya. Inilah peran dan tugasku dalam ritme
kehidupan. Cukup, kemudian melanjutkannya
kembali.
Sahabat, sempatkah kita mengeluh? Sempatkah
kita berkata bahwa beban ini terlalu berat untuk
saya tanggung? Ujian ini terlalu diluar batas
kemampuan saya? Dahaga ini tak cukup hanya
dengan basuhan air wudhu? Beban ini melebihi
batas kemampuan saya? Pernahkan kita semua
tak percaya akan kemampuan dan pertolongan-
Nya?
Sahabat pernahkah kita berpikir jikalau ALLAH
SWT itu tidak adil? Kita menginginkan A, tapi dia
memberikan B. Kita menginginkan mawar, tapi
Dia memberikan kita kaktus? Tapi apakah kita
pernah berpikir bahwa kaktus itu suatu hari akan
menjadi bunga yang indah sedangkan mawar itu
akan layu dan mati? Pernahkan kita mengingat
setiap nafas kita bahwa ini adalah bagian dari
Cinta-Nya untuk kita ...
Sahabat, sesungguhnya pernahkah kita melihat
bahwa masih banyak sekali manusia2 yang
tidak seberuntung kita? Pernahkah kita berpikir
bahwa pakaian, barang2, orang2 yang mencintai
kita setulusnya, hari2 bahagia, orangtua yang tak
pernah lelah mendoakan kita, sahabat2 yang tak
letih mensupport kita adalah bagian dari
nikmatnya yang sering kali tidak kita sadari..??
Sahabat, pernahkah kita menyadari bahwa ini
hanyalah ritme hidup yang harus kita jalani?
Gagal adalah hal biasa, ditolak, dicerca, dihina,
direndahkan, dicemooh, dikucilkan bahwa itu
adalah hal yang sangat biasa dalam ritme ini?
Kita tidak akan pernah tahu kapan kita berhasil
jika kita tidak pernah Gagal..
Pernahkah kita berpikir bahwa pengorbanan itu
adalah ujung tombak dari seberapa besar
pencapaian kita dimasa depan ?
Semakin sering kegagalan itu menghampiri kita,
maka itu artinya semakin dekat kita pada
keberhasilan. Dan bagi orang yang bermental
baja, itu adalah hal biasa karena jiwa-jiwa dan
hati-hatinya sudah terlatih..
Bukan cuma kita tersenyum disaat kita bahagia
dengan gelimang romantika pencapaian kita
yang berlabel sukses, tetapi kita tersenyum saat
kita bernuansa biru dengan kegagalan kita ,
senyum kita adalah bentuk syukur bahwa ALLAH
SWT masih memberikan kita kesempatan untuk
belajar, untuk memahami arti ritme hidup ini ..
Sahabat, jika kau jatuh, jika kau sakit, jika kau
merana. Disitulah kau harus bersyukur, bahwa
ALLAH SWT memberikan
waktu "senggang" kepada kalian untuk "sedikit
menjauhi" aktivitas dan rutinitas. Nikmatilah ,
karena itu adalah bagian dari nikmat-
Nya. Syukurilah, karena tidak akan kita
merasakan nikmatnya sehat jika kita tidak
pernah terkapar sakit.
Sahabat, ALLAH SWT jauh jauh lebih tahu dari
kita apa sebenarnya yang kita butuhkan . Kita
hanya mengerti apa yang kita inginkan, bahkan
kita sendiri terkadang tidak menyadari apa yang
sedang kita butuhkan. karena ALLAH SWT dekat
dengan kita lebih dari urat leher kita sendiri.
Biarkan ALLAH SWT yang mengukir skenario ini
karena yang terbaik selalu dari-nya. Dan kita,
cukup hanya melakukan hal terbaik yang bisa
kita lakukan, bersyukur, menikmati ritme hidup
ini, berdoa memohon pada-Nya, dan berbagi
dengan siapapun yang membutuhkan kita.
Ketahuilah bahwa sedikit apapun yang kita
lakukan memiliki pengaruh bagi orang lain dan
sekitar kita, meskipun itu hanya gerak tubuh
dan nafas kita..
SEMANGAT Sahabat, ALLAH SWT hanya akan
menguji dititik lemah kita. dan Dia pun tidak
akan sembarangan memberikan ujian. Ujian akan
diberikan sesuai kapasitas makhluk-Nya.
Bersyukurlah jika ALLAH SWT memberikan ujian
lebih, itu artinya Dia percaya lebih kepada kita
dibandingkan yang lain. Hasilnya akan kita lihat
dimasa depan..bersabarlaah..dan berprasangka
baiklah pada-Nya ..
Begitulah ritme hidup selalu indah jika kita
menyadari bahwa ALLAH SWT begitu mencintai
kita dan dekat dengan kita hingga tak ada
apapun alasan yang membuat kita takut untuk
mengarungi pekatnya resah, hitamnya gulana,
dan bersinarnya cahaya.
Nikmati setiap harimu dan percaya bahwa
ALLAH SWT sangat mencintai kita, dan percaya
bahwa kita memang tepat untuk dilahirkan dan
menikmati indahnya dunia..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar