Selasa, 05 November 2013

Percakapan Antara Allah Dengan Para Setan Menurut Al - Qu' an

Apabila kita membaca Al Qur'an,
akan kita temukan sebuah rekaman dialog antara
Allah dengan setan yang dihukum Allah. Di dalam
dialog tersebut, setan bersumpah untuk selalu
menyesatkan manusia. Hal tersebut terekam
dalam surat Al A'raf 16-17 berikut ini :
Setan menjawab : "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan menghalangi-halangi mereka dari jalan
Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat)".
Saudara ku yang seiman, dari ayat Al Qur'an di
atas dijelaskan bahwa setan akan selalu
menghalang-halangi kita dari jalan yang lurus.
Caranya, dia akan mendatangi kita dari muka,
dari belakang, dari kanan, dan dari kiri kita. Lalu
apa maksud dari keempat penjuru itu?
Sementara di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan firman Allah SWT
dalam surat Al A'raf 17 di atas adalah :
"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari
muka" : Setan akan membuat manusia ragu akan
permasalahan akhirat.
Dan dari belakang mereka : membuat mereka
cinta kepada dunia.
Dari kanan, urusan-urusan agama dibuat tidak
jelas.
Dan dari kiri mereka dan manusia akan dibuat
tertarik dan senang terhadap kemaksiatan.
Al Fakhrur-Razi dalam tafsirnya berkata :
Kemudian diriwayatkan juga bahwa ketika setan
mengatakan ucapannya tersebut, maka hati
malaikat menjadi kasihan terhadap manusia
mereka berkata : Wahai Tuhan kami, bagaimana
mungkin manusia bisa melepaskan diri dari
gangguan syetan? Maka Allah berfirman kepada
mereka bahwa bagi manusia masih tersisa dua
jalan: atas dan bawah. jika manusia mengangkat
kedua tangannya dalam doa dengan penuh
kerendahan-hati atau bersujud dengan penuh
kekhuyu'an, Aku akan mengampuni dosa-dosa
mereka. (Al Tafsir Al-Kabir V/215)
Sementara di dalam tafsir yang lain juga
dikatakan bahwa setan tidak mendatangi kita dari
atas karena rahmat turun kepada manusia dari
atas (Tafsir Ibnu Katsir III/394-395).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar